Kampus Putih Jas Merah

MAHASISWA
 baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mulai melakukan aktivitas 
perdananya lewat Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba). Kegiatan di 
tingkat universitas berlangsung selama empat hari sejak Senin (8/9) 
hingga ditutup hari ini. Selanjutnya kegiatan-kegiatan lainnya akan 
menyusul di tingkat fakultas, jurusan, ditambah pelatihan aplikasi IT, 
pengenalan perpustakaan, pelatihan bahasa asing dan Program Pembentukan 
Kepribadian dan Kepemimpinan (P2KK). 
      Pada
 angkatan 2014 ini jumlah mahasiswa yang menyatakan daftar ulang 
sebanyak 7.672 orang. Mereka berasal dari seluruh penjuru nusantara, 
ditambah sebanyak 200an mahasiswa asing dari 24 
negara. UMM menyambut mereka sebagai Generasi Baru Jas Merah Kampus 
Putih. “Selamat datang generasi baru jas merah kampus putih,” ujar ketua
 umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin ketika memberi stadium 
general di UMM Dome, Senin (8/9). 
      Mantan
 rektor UMM yang juga mantan Mendiknas RI, Prof HA Malik Fadjar juga 
memberi kuliah umum. Malik menyebut mahasiswa sebagai pemimpin masa 
depan bangsa, student today leader tomorrow.
      Idiom
 jas merah kampus putih yang digunakan sebagai ciri khas mahasiswa UMM 
ini dikenal luas di kalangan civitas akademika. Rektor UMM, Muhadjir 
Effendy, mengatakan tak hanya bermakna harfiah karena mereka mengenakan 
jas alamamater berwarna merah dan kampusnya dominan warna putih, tetapi 
juga mengingatkan  akronim yang dikenalkan presiden pertama RI Sukarno 
tentang “Jas Merah”  yang bermakna jangan sampai melupakan sejarah. 
Sedangkan kampus putih bisa bermakna kampus yang amanah, optimistik dan 
mencerahkan.
      Hal
 senada diungkapkan Wakil Gubernur Syaifullah Yusuf yang bertindak 
sebagai inspektur upacara Pembukaan Pesmaba. Menurut Gus Ipul, sapaan 
akrab Wagub, UMM adalah kampus kebanggaan warga Jawa Timur yang khas 
dengan nuansa kebangsaannya. “Jadikan kampus ini untuk memperkuat intelectual dan spiritual happiness
 atau kebahagiaan intelektual dan spiritual,” pesan Gus Ipul yang hari 
itu menerima anugerah dari rektor sebagai keluarga kehormatan UMM.
      Untuk
 menjaga nilai-nilai Merah-Putih, kata Din, mahasiswa diminta untuk 
menjaga sikap moderat sebagaimana ajaran Islam yang selalu ada di 
tengah-tengah. Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan meski dengan 
dalih menegakkan syariat. Hal ini penting mengingat akhir-akhir ini 
ajakan untuk mengikuti ajaran Islamic State of Irak and Syria (ISIS) 
marak. Muhammadiyah dan ormas-ormas Islam lainnya di Indonesia adalah 
wadah atau alat perjuangan menuju Islam yang rahmatan lil alamin.   
      Sementara
 itu, mengutip pernyataan rektor, Din menyebut mahasiswa yang kini 
mengikuti Pesmaba merupakan orang harus bersyukur karena telah melewati 
seleksi yang ketat. Dari lebih dari 18.000 calon mahasiswa yang 
mendaftar, UMM hanya menerima sepertiganya saja. Hal ini menunjukkan 
kepercayaan masyarakat pada UMM semakin meningkat dari tahun ke tahun. 
“UMM ini terbaik bukan saja di kalangan Muhammadiyah tetapi juga sanggup
 bersaing dengan negeri,” ungkap Din.
  Rektor
 menambahkan, oleh karena secara institusi dan sebagian besar Prodi 
sudah terakreditasi A, maka langkah selanjutnya adalah menjangkau 
international recognition. “Prodi-prodi yang sudah terakreditasi A kita 
minta untuk segera melakukan go international, menambah partner 
strtategis dari negara lain dan melakukan benchmarking untuk bekerjasama mencapai pengakuan internasional,” tutur rektor. (nas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar