Selasa, 23 September 2014

Universitas Muhamadiyah Malang

                Kampus Putih Jas Merah


MAHASISWA baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mulai melakukan aktivitas perdananya lewat Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba). Kegiatan di tingkat universitas berlangsung selama empat hari sejak Senin (8/9) hingga ditutup hari ini. Selanjutnya kegiatan-kegiatan lainnya akan menyusul di tingkat fakultas, jurusan, ditambah pelatihan aplikasi IT, pengenalan perpustakaan, pelatihan bahasa asing dan Program Pembentukan Kepribadian dan Kepemimpinan (P2KK).

      Pada angkatan 2014 ini jumlah mahasiswa yang menyatakan daftar ulang sebanyak 7.672 orang. Mereka berasal dari seluruh penjuru nusantara, ditambah sebanyak 200an mahasiswa asing dari 24 negara. UMM menyambut mereka sebagai Generasi Baru Jas Merah Kampus Putih. “Selamat datang generasi baru jas merah kampus putih,” ujar ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin ketika memberi stadium general di UMM Dome, Senin (8/9).
      Mantan rektor UMM yang juga mantan Mendiknas RI, Prof HA Malik Fadjar juga memberi kuliah umum. Malik menyebut mahasiswa sebagai pemimpin masa depan bangsa, student today leader tomorrow.
      Idiom jas merah kampus putih yang digunakan sebagai ciri khas mahasiswa UMM ini dikenal luas di kalangan civitas akademika. Rektor UMM, Muhadjir Effendy, mengatakan tak hanya bermakna harfiah karena mereka mengenakan jas alamamater berwarna merah dan kampusnya dominan warna putih, tetapi juga mengingatkan  akronim yang dikenalkan presiden pertama RI Sukarno tentang “Jas Merah”  yang bermakna jangan sampai melupakan sejarah. Sedangkan kampus putih bisa bermakna kampus yang amanah, optimistik dan mencerahkan.
      Hal senada diungkapkan Wakil Gubernur Syaifullah Yusuf yang bertindak sebagai inspektur upacara Pembukaan Pesmaba. Menurut Gus Ipul, sapaan akrab Wagub, UMM adalah kampus kebanggaan warga Jawa Timur yang khas dengan nuansa kebangsaannya. “Jadikan kampus ini untuk memperkuat intelectual dan spiritual happiness atau kebahagiaan intelektual dan spiritual,” pesan Gus Ipul yang hari itu menerima anugerah dari rektor sebagai keluarga kehormatan UMM.
      Untuk menjaga nilai-nilai Merah-Putih, kata Din, mahasiswa diminta untuk menjaga sikap moderat sebagaimana ajaran Islam yang selalu ada di tengah-tengah. Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan meski dengan dalih menegakkan syariat. Hal ini penting mengingat akhir-akhir ini ajakan untuk mengikuti ajaran Islamic State of Irak and Syria (ISIS) marak. Muhammadiyah dan ormas-ormas Islam lainnya di Indonesia adalah wadah atau alat perjuangan menuju Islam yang rahmatan lil alamin.   
      Sementara itu, mengutip pernyataan rektor, Din menyebut mahasiswa yang kini mengikuti Pesmaba merupakan orang harus bersyukur karena telah melewati seleksi yang ketat. Dari lebih dari 18.000 calon mahasiswa yang mendaftar, UMM hanya menerima sepertiganya saja. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat pada UMM semakin meningkat dari tahun ke tahun. “UMM ini terbaik bukan saja di kalangan Muhammadiyah tetapi juga sanggup bersaing dengan negeri,” ungkap Din.
  Rektor menambahkan, oleh karena secara institusi dan sebagian besar Prodi sudah terakreditasi A, maka langkah selanjutnya adalah menjangkau international recognition. “Prodi-prodi yang sudah terakreditasi A kita minta untuk segera melakukan go international, menambah partner strtategis dari negara lain dan melakukan benchmarking untuk bekerjasama mencapai pengakuan internasional,” tutur rektor. (nas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar